Pentingnya Curing Beton dalam Proyek Konstruksi
Salah satu masalah utama dalam proyek konstruksi adalah menjaga supaya kualitas beton tetap terjaga setelah proses pengecoran.
Maka dari itu, proses curing beton sangat penting untuk mencegah munculnya berbagai masalah pada bangunan, misalnya terjadi keretakan atau berkurangnya tingkat kekuatan beton.
Sebenarnya, apa itu curing dan mengapa hal ini sangat penting? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini, serta ketahui risiko apa yang bisa muncul jika tidak melakukan curing dan pahami berbagai metode curing.
Namun sebelumnya, Anda juga bisa menyimak artikel mengenai Sealant Beton: Perlindungan Maksimal untuk Konstruksi Anda
Mengapa Curing Beton Penting dalam Sebuah Proyek Konstruksi?
Dalam menangani proyek konstruksi, melakukan setiap tahapnya secara optimal adalah langkah penting yang perlu diperhatikan. Salah satunya yakni proses curing.
Apa Itu Curing Beton?
Untuk menjaga kualitas dan kekuatan beton setelah pencampuran dan pengecoran, sangat penting untuk melakukan curing.
Curing adalah langkah perawatan untuk menjaga beton tetap optimal dan lembab selama proses pengerasan.
Ini adalah proses yang sangat penting, sebab dibutuhkan tingkat kelembaban yang cukup jika beton tersebut mencapai kekuatan yang optimal secara tepat waktu.
Mengapa Curing Beton Itu Penting?
Ada berbagai alasan mengapa proses curing ini sangat penting. Di bawah ini adalah tujuan dari curing yang sebaiknya Anda pahami:
- Memastikan beton mencapai kekuatan maksimal dalam waktu cepat.
- Membuat beton semakin tahan terhadap berbagai risiko cuaca dan paparan air.
- Mencegah terjadinya retak di bagian beton yang belum sempurna.
- Memperpanjang usia beton.
- Mencegah berbagai kontraksi pada beton yang tidak diinginkan.
- Melakukan pemeliharaan kelembaban untuk beton selama proses pematangan.
- Memperlambat pengeringan di bagian permukaan beton.
Risiko yang Terjadi jika Curing Beton Tidak Dilakukan
Pada dasarnya, tahap curing sangat penting untuk dilakukan. Jika Anda tidak melakukan langkah ini ketika mengaplikasikan beton, maka berbagai risiko yang dapat muncul antara lain yakni:
1. Kerusakan Struktural
Kerusakan struktural pada bangunan dapat terjadi karena berbagai aspek pembangunan yang kurang optimal. Salah satunya yakni jika tidak melalui tahap curing ketika pembetonan.
Kerusakan struktural juga bisa terjadi jika perawatan beton tidak dilakukan dengan baik, sehingga penting bagi Anda untuk menjaga ketahanan beton.
2. Risiko Keretakan
Proses pembetonan yang tidak dilakukan secara optimal, misalnya tidak melakukan proses curing, maka bisa saja mengalami berbagai risiko.
Misalnya, beton mengalami retak di berbagai bagian. Hal ini tentunya dapat membahayakan penghuni bangunan dan bisa menyebabkan risiko kerusakan yang lebih besar.
Supaya dapat mencegah risiko ini, maka Anda sebaiknya mengaplikasikan produk BC – 71 Alcabond.
Produk perekat khusus ini dapat menjaga kelembaban beton dan mengurangi risiko retak, terutama untuk aplikasi pada bagian dak.
Keunggulan dari produk ini yakni dapat meningkatkan elastisitas beton supaya tidak mudah retak, memberikan daya rekat yang optimal, dan meningkatkan elastisitas pada bagian mortar atau sambungan beton.
3. Penurunan Umur Pakai Beton
Tentunya, setiap pemilik bangunan menginginkan usia yang maksimal untuk setiap bagian bangunannya, termasuk untuk bagian betonnya.
Sayangnya, berbagai kesalahan selama proses pembangunan dapat menurunkan usia pakai dari bagian-bagian tertentu.
Salah satunya yakni kesalahan dalam proses pembetonan. Jika Anda melewatkan tahap curing, maka kekuatan beton dapat menurun.
Risiko kerusakan pun akan menjadi semakin besar, sehingga hal ini selanjutnya berpengaruh terhadap penurunan usia pakai.
Dengan risiko ini, maka biaya perbaikan yang perlu dikeluarkan jadi semakin membengkak.
Berbagai Metode Curing Beton
Setelah memahami betapa pentingnya proses curing ini, maka sebaiknya Anda juga mengetahui apa saja metode curing banyak diterapkan, yaitu:
1. Curing dengan Air
Pertama, ada metode curing dengan air atau water curing.
Dalam hal ini, beton akan diselimuti dengan air supaya proses penguapan air yang terjadi di dalam struktur beton jadi terhambat.
Selain menerapkan cara tersebut, ada pula cara lain yang dapat dilakukan, yakni dengan menaruh beton yang masih segar di dalam ruangan yang terjaga kelembabannya.
Lalu, Anda dapat menyelimuti permukaan beton tersebut dengan air dan menyirami beton secara rutin dan berkelanjutan.
Jika Anda sedang membangun bagian dak rumah, maka penggabungan proses curing dengan aplikasi produk BC – 107 Alcaproof Flex Waterproof adalah langkah terbaik.
Sebelum melakukan pengecoran, produk ini dapat berfungsi sebagai waterproof yang melindungi beton dari kelembaban berlebih.
Hal ini dapat memberikan dasar kuat untuk proses curing yang efektif, sehingga dapat memastikan kualitas beton optimal.
Keunggulan lainnya dari produk ini yakni elastis, dapat menutup retak rambut, tidak beracun, memiliki daya lekat tinggi, dan kedap air.
Pengaplikasiannya pun mudah, dapat dilakukan dengan memanfaatkan roll, kuas, atau trowel.
2. Penggunaan Membran
Tidak semua proses pembetonan dilakukan di tempat yang mudah untuk mendapatkan air, sehingga metode pertama tidak selalu dapat diterapkan.
Maka dari itu, metode kedua ini dapat dipilih, yakni melakukan curing dengan memakai membran.
Anda dapat melapisi permukaan beton dengan membran jika melakukan proses pembetonan di tempat yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan cukup air.
Membran dapat mencegah penguapan yang terjadi pada struktur campuran beton.
Namun, perlu dipastikan bahwa bahan yang digunakan dapat kering dalam empat jam. Durasi waktu ini sesuai dengan final setting time pada umumnya untuk proses pembetonan.
Selain itu, pastikan bentuk membran tersebut yakni selembar film dengan sifat yang kontinu.
Pastikan juga membran tidak selip, tidak beracun, tidak membahayakan untuk struktur beton, dan tidak memiliki lubang halus.
Jika Anda akan menerapkan proses curing ini, maka perlu segera melakukannya setelah memasuki waktu pengikatan beton.
Anda juga dapat melakukannya sebelum atau setelah perawatan dengan proses water curing.
3. Aplikasi Curing Chemical
Selanjutnya, ada pula metode curing yang dilakukan dengan memanfaatkan bahan kimia, salah satunya yakni dengan kalsium klorida.
Kalsium klorida dapat diaplikasikan menjadi pelapis untuk permukaan beton. Selain itu, dapat juga digunakan untuk campuran dan media pengawet.
Penggunaan kalsium klorida dilakukan bukan tanpa alasan, sebab bahan kimia ini dapat menjadi garam dan menyerap kelembaban.
Selain menyerap kelembaban di bagian atmosfer, garam juga dapat mempertahankan kelembaban di bagian permukaan beton.
Proses ini membuat beton tetap terhidrasi atau basah dalam jangka waktu yang lama, sehingga proses pematangan dapat berjalan lancar.
Pada dasarnya, curing adalah proses penting dalam pembetonan yang sebaiknya tidak Anda lewatkan.
Ada berbagai alasan penting dari aplikasi proses ini serta berbagai risiko bisa saja menimpa bangunan Anda jika melewatkan proses ini.
Selain penting untuk melakukan langkah pembetonan dengan tepat, memilih produk yang tepat untuk mendukung proses curing adalah langkah yang perlu dilakukan.
Anda dapat mengaplikasikan produk perekat dari Mowilex Building Chemistry jika ingin mendapatkan hasil beton yang kuat dan tahan lama.
Jadi, jangan tunda untuk segera hubungi kami, lakukan pembelian produk terbaik atau silakan konsultasi lebih lanjut terkait produk pendukung proses curing beton.
Anda juga dapat menyimak berbagai informasi lainnya di laman artikel, salah satunya yakni Cara Mencegah Retak Rambut Bangunan Anda dengan Tepat.